GARUT, Cilawu, – Dirgantara7.com // Sebanyak 17 orang dilaporkan mengalami gejala keracunan setelah mengonsumsi sate jebred di wilayah Kecamatan Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya. Kejadian ini pertama kali dilaporkan pada Senin, 9 Oktober 2023, oleh Tim Gerak Cepat Dinas Kesehatan dan Puskesmas Cilawu serta Puskesmas Bojongloa.
Camat Cilawu, Anas Aolia Malik, Selasa (10/10/2023) melaporkan, pada pukul 14.00, seorang pasien datang ke Puskesmas Cilawu dengan keluhan demam, mual, pusing, muntah, diare, dan perut sakit melilit. Hasil anamnesa mengindikasikan adanya beberapa pasien lain dengan keluhan serupa. Hingga pukul 22.00 malam tadi (9/10/2923), terdapat 13 pasien yang dirawat di PKM Cilawu, dengan 8 di antaranya dirawat inap.
Selain itu, kata Anas, Klinik Cihideung juga menerima pasien dengan keluhan serupa, dengan 5 pasien dirawat inap. Dari informasi sementara, teridentifikasi bahwa seluruh pasien berasal dari Kecamatan Cilawu dan Cigalontang, Tasikmalaya.
Kronologis kejadian menunjukkan bahwa pada Minggu, 8 Oktober 2023, warga di Kampung Campaka, RT 3 RW 3 Desa Kersamaju, Kecamatan Cigalontang, Tasikmalaya mengonsumsi sate jebred dari warung Ny. M. Beberapa jam setelah mengonsumsi makanan tersebut, tujuh orang mengalami gejala mual, muntah, dan diare.
Tim kesehatan telah mengambil langkah-langkah berikut :
1. Pelacakan Kasus
2. Pencarian Penyebab Keracunan Pengobatan
3. Koordinasi dengan Camat Cilawu dan sektor terkait
4. Rujukan kasus ke RS Tasikmalaya
Pihak berwenang masih terus melakukan investigasi untuk mengungkap akar permasalahan dan mencegah terulangnya kasus serupa di masa mendatang.
Bupati Garut, Rudy Gunawan beserta Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, langsung mengunjungi pasien di PKM Cilawu. Bupati mengatakan saat ini pasien sudah ditangani intbsif pihak puskesmas setempat. Akibat kasus ini terdapat dua pasien meninggal, yaitu warga Cigalontang Tasiklamalay, dan satu lagi warga Desa Sukatani Kecamatan Cilawu. Sementara 7 orang pasien kini sudah dipulangkan atau rawat jalan, sedangkan empat lainnya masih dirawat intensif. Meski demikian Pemkab Garut menjamin semua pasien dilayani dengan baik tanpa dipungut biaya.
“Saya Mohon agar semua pihak hati-hati, kalau ada yang aneh-aneh jangan dimakan atau dibeli atau setelah dimakan jangan dilanjutkan makannya,” kata bupati.
Rudy menambahkan, bahwa sebenarnya Pemkab memiliki alat dimana Dinas Ketahanan Pangan secara rutin melakukan monitoring meneriksa konsumsi makanan aman atau tidak.
(Ahmad Deni)